« Home
| Previous Article
» | Previous Article
» | Previous Article
» | Previous Article
» | Previous Article
» | Previous Article
» | Previous Article
» | Previous Article
» | Previous Article
» | Previous Article
»
Thursday, August 21, 2008
False Step
Kesalahan tampaknya sangat akrab dengan hidup gue, baik yang gue sadari (sengaja) maupun yang tidak gue sengaja, baik kesalahan yang mengakibatkan kerugian pada orang lain, pun pada diri gue sendiri.
Kesalahan yang paling sering gue lakukan adalah terlalu sibuk dengan keadaan gue sendiri. Orang mungkin beranggapan gue orangnya baik jadi mudah mempercayai orang lain. Padahal sejatinya gue cepet percaya sama orang lain lebih banyak disebabkan karena gue tidak mau susah saja. Gue gak pernah mau direpotkan oleh hal2 atau tetek bengek untuk mengetahui apakah orang yang gue percaya memang mau atau sanggup. Akibatnya, banyak orang yang dengan paksa atau dengan sadar gue percaya kemudian memberikan masalah yang cukup berat bagi hidup gue. Well, bisa saja gue berkelit bahwa banyak kesalahan yang terjadi akibat dari kelalaian oranbg lain yang gue percaya. Tapi, lantas muncul pertanyaan lanjutan, siapa yang menyuruh percaya sama orang orang lain tanpa cross check apakah orang itu sanggup, mampu dan mau? Nah kalau sudah begitu, gue harus mengakui gue sendirilah biang kerok segala masalah. Huehuehue...
Dan beberapa hari terakhir gue semakin tersadar bahwa kesalahan2 yang gue lakukan sudah benar2 membuat hidup gue berada dalam masalah yang tidak sederhana. Segala hal yang bermasalah baik yang berhubungan dengan pekerjaan maupun orang lain kebanyakan akibat kesalahan gue sendiri. Parahnya, kayaknya kemarin2 gue dengan nyaman dan enak menikmati satu kesalahan ke kesalahan yang lain seolah menjadi sesuatu yang menyenangkan dan nyaman untuk dijalani.
Sebenarnya kesadaran gue ini sudah muncul beberapa tahun yang lalu, tapi tetep saja gue akan mudah jatuh suka untuk memberikan sekian kepercayaan dan tanggungjawab sama orang lain dengan alasan lebih simple manakala ada orang mengatakan bahwa dirinya siap untuk gue percaya, tanpa peduli apakah memang orang tsb layak dipercaya. Bahkan untuk hal sulit, maupun hal yang privat sekalipun gue mudah merelakan untuk diberikan pertanggungjawaban ke orang lain, yang mungkin baru gue kenal. Atau oleh karena kesan baik, gue sering lupa untuk berpikir panjang sebelum melimpahkan semua tanggungjawab ke orang lain.
Akhirnya gue cuma bisa bilang, wellcome to the real world. Tampaknya lebaran kali ini permintaan maap terbesar gue harus gue ajukan ke diri sendiri. Karena ternyata gue sendirilah yang sering melakukan hal2 yang merepotkan diri sendiri (dan orang lain tentunya).
Labels: Curhat
Its just me and you
10:32 AM
« 0 Comments | »