« Home | Previous Article »
NONE
Labels: Curhat
ah, sudahlah.. gue tetap harus melakukan kerjaan rutin everyweekend, pikir gue. biasanya setiap weekend gue menghabiskan waktu untuk beres-beres rumah (so rajin gitu deh) termasuk ngerawat si bluebell yang menggemaskan (ntar deh gue cerita panjang tentang bluebell). its done!! aahh.. akhirnya... selesai juga.. kemudian gue pun bergegas untuk shalat dhuhur.
setelah menurut gue semuanya beres (meskipun seadanya), gue pun duduk sebentar untuk bersantai sambil bikin kopi susu sama rokok marlboro putih. tiba-tiba teman gue nelpon dan gajak gue ke rumahnya . gue langsung menyetujuinya karena memang gue pikir diam di rumah sendiri lebih ga enak dan kesempatan gue bertemu temen yang satu ini lebih sedikit karena dia pindah lokasi kerja ke jakarta setahun belakangan. jam 1.30 gue sampe di rumahnya, gue langsung di ajak melahap mie ayam (kesukaan gue banget negh... ) yang ada di depan rumahnya. hmm.. enak banget.. kenyang sudah dan gue pun duduk-duduk di depan rumahnya ( lagi-lagi ngerokok ).
keluarga teman gue ini memang sudah akrab sejak pertama kenal, kebetulan teman gue adalah anak bungsu dari 8 bersaudara dan menjadi satu-satunya yang belum berkeluarga dan kebetulan satu kelas pada saat kuliah dulu. ga jarang setiap pulang kuliah, gue ngabisin waktu di rumah keluarga ini.
yah.. keluarga ini membuat gue seperti salah satu bagian penting di dalamnya. ucapan apa kabar dan pertanyaan dalam bentuk perhatian sangat sering terlontar dari keluarganya. gue selalu di buat nyaman di rumah mereka, meskipun selintas gue berpikir gue sering merepotkan mereka. tiap weekend, keluarga ini memang selalu berkumpul dan terkadang mereka mengadakan acara liwet (sayang, hari ini jadwal liwet lagi off ). sekitar jam 4 gue ama temen gue ini masih larut dalam obrolan-obrolan sekitar kegiatan kita sehari-hari di luar hari libur. gue teman saya, 4 orang kakaknya, 1 orang ipar dan 5 keponakannya (4 - TK, 1 - 1th) semua berkumpul di halaman yang tidak begitu luas tapi cukup untuk memuaskan naluri bermain anak-anak kecil itu dengan berlari-larian membentuk barisan mengikuti si kecil yang baru beberapa bulan ini bisa berjalan dengan lancar. gak jelas maksud dari anak-anak ini, anak kecil memang punya dunia sendiri yang hanya bisa mengerti oleh orang seumur mereka, yang jelas mereka terlihat sangat bergembira dengan berjongkok, berdiri lalu berlari kecil bolak-balik mengikuti si kecil Naya..
tiba-tiba, DUK!! bunyi itu sontak mengagetkan semua yang ada di 'perkumpulan' itu. Anak-anak pun terlihat kaget melihat Naya jatuh dan setelahnya menangis . orang tua mereka masing-masing yang berada beberapa meter dari mereka langsung melihat ke arah anak-anak yang lebih besar dengan tatapan 'mencari pelaku kejadian'. keadaaan hening sejenak. 'Gara-gara Eki nih' kata seorang anak perempuan yang montok dan cantik bernama kalista (koq mirip bgt sama anak gue sih ..?? ). Tapi jawaban apa yang saya dengar dari para orang tua... mereka dengan kompaknya menjawab 'Oooh, engga....engga ko...tadi Naya jatuh sendiri...' dan ibunya menambahkan 'ayo Naya, kan kuat.. jangan nangis nak, main lagi ma kaka gih'. Naya kecil pun langsung berhenti menangis dan kemudian terdengar lagi tawa anak-anak itu di barengi dengan permainan yang sama.
wew... keluarga ini memang hebat, dalam hati gue. buat gue, aga sulit menemukan pengalaman seperti ini dimana beberapa orang tua punya pendapat yang sama bahwa menyalahkan seseorang tidak akan menyelesaikan masalah, jatuhnya Naya memang tersandung kaki Eki, tapi masih banyak kemungkinan lain yang mereka simpulkan dan lebih penting daripada siapa atau kenapa, justru setelah jatuh itu Naya harus berusaha bangun lagi dengan tertatih-tatih dan terisak. dan kaka-kakanya yang lain yang membantunya adalah hal yang paling penting dari semua kejadian itu.
tidak terasa jarum jam bergerak ke angka 5 sore , satu persatu dari kamipun mulai bubar karena anak-anak itu harus mandi sore setelah tadi lincah berlarian kesana-kemari. gue dan teman pun masuk rumah kemudian saya bersiap untuk pulang , setelah pamit ke beberapa kakanya gue pun pulang dengan menyimpan pemandangan unik yang tertinggal di alam pikir gue. hal kecil yang sering terlewatkan di keseharian kita terkadang memuat pelajaran besar di dalamnya.
dan katanya... hal kecil di sekitar kita akan membuat kita lebih banyak bersyukur..
semoga masih banyak moment kecil yang indah untuk disyukuri...
« 0 Comments | Post a Comment »